“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG DENGAN
MEDIA GAMBAR BERSERI BAGI SISWA KELAS V SDN KAWEDANAN 02 MAGETAN”
Disusun
Oleh :
IYON PURNABAKTI
09141114
7C
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
IKIP
PGRI MADIUN
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan sangat
signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang
ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan. Nasution (1999:101) mengatakan
“revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi serta pengetahuan sejak
akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat-alat
atau media untuk pendidikan”.
Dalam proses pembelajaran, komunikasi memegang peranan penting dalam
berhubungan antara guru dan peserta didik. Usman (2002:1) mengatakan
“keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran
interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya”. Salah satu masalah yang
timbul dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran adalah
masalah verbalisme, yaitu anak dapat menghafal dan mengucapkan kata-kata tetapi
tidak dapat memahami maksud atau artinya. Karena guru dalam menyampaikan bahan
pengajaran hanya menggunakan bahasa lisan atau tulisan tanpa disertai alat
pendukung lebih konkrit untuk memperjelas materi pelajaran. Agar komunikasi
antara guru dan peserta didik berlangsung baik serta informasi yang disampaikan
guru dapat diterima siswa, maka perlu menggunakan media.
Usman (2002:11) mengatakan “media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya”. Rudi Bretz (dalam Usman
2002:27) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara,
visual, dan gerak. Salah satu dari tiga unsur pokok tersebut yaitu media
visual. Dengan media tersebut siswa akan lebih mudah mengingat
penjelasan-penjelasan yang disertai dengan gambar. Arsyad (2007:17) mengatakan
“lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar”.
Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas
belajar. Aktivitas belajar merupakan kegiatan melibatkan unsur jiwa dan raga.
Djamarah (2002:118) mengatakan “belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu
dorongan kuat baik dari dalam maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak
kalah pentingnya”.
Patoni (2004:115) mengatakan “dengan menggunakan media pembelajaran yang
dipersiapkan dengan baik berarti guru telah membantu siswanya mengaktifkan
unsur-unsur psikologis dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat,
perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka”,
sedangkan Rasyid (1996:59) mengatakan “sikap jiwa siswa yang tenang dengan
minat belajar besar sangat potensial sekali dibutuhkembangkan sebagai dasar
materi kebahasaan dan sebagainya”.
Penggunaan media pembelajaran bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam
mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha memudahkan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran. Akhirnya media pembelajaran memang pantas
digunakan oleh guru, bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun
diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi
bagian integral dalam sistem pendidikan sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk membantu kelancaran bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan
meningkatkan kualitas peserta didik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran menyebabkan guru mampu mengefektifitaskan penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk media yang sering
digunakan dalam pendidikan adalah media gambar.
Dari
hasil observasi dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran menulis di atas, Banyak siswa kelas V SDN Kawedanan 01 Magetan
yang mengalami kesulitan ketika siswa disuruh oleh gurunya untuk menulis dialog
tanpa media hanya ada 30% siswa yang mampu menulis dialog dengan lancar yang mencapai
nilai diatas KKM. Padahal dalam kegiatan sehari-hari tanpa mereka sadari mereka
melakukan percakapan namun siswa masih merasa kesulitan dalam menulis dialog.
Dalam proses pembelajaran sebelumnya siswa ditunjuk
untuk memmpraktekan sebuah dialog yang ada dibuku. Setelah dialog dipraktekan
guru menyuruh siswa untuk membuat sebuah dialog, tetapi masih banyak siswa yang
merasa bingung bagaimana cara membuat dialog, guru menjelaskan cara-cara
menulis dialog, namun siswa masih banyak merasa bingung.
Penyebab rendahnya penguasaan menulis dialog
tersebut diduga karena guru tidak menggunakan media sama sekali. Dengan
tiadanya media pembelajaran siswa mengalami kesulitan untuk membuat sebuah
dialog.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, Si
peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menulis dialog dengan sebuah
media gambar berseri siswa kelas V SDN Kawedanan 2 Magetan.
B. Identifikasi Masalah
Dari
latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain :
1. Dalam
proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran sehinggga proses
belajar menjadi tidak.
2. Guru
dalam mengajar cenderung menggunakan pembelajaran konvensional sehingga hasil
pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Untuk
mengatasi masalah supaya dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan
pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah Peningkatan Kemampuan Menulis Dialog Dengan
Media Gambar Berseri Bagi Siswa Kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan.
.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut di atas maka fokus masalah dapat dirumuskan :
1. Apakah penggunaan media gambar berseri mampu
meningkatkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan?
2. Bagaimana penggunaan media gambar berseri dalam
meningkatkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah, dalam penelitian ini
tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan menulis dialog melalui
media gambar berseri siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan.
2. Untuk mengetahui penggunaan media gambar berseri
untuk meningkatkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 02
Magetan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat
bagi guru
a. Menambah
wawasan guru tentang penggunaan media pembelajaran pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
b. Menambah
wawasan tentang media gambar berseri pada materi menulis dialog.
2. Manfaat
bagi siswa
a. Menambah
kreativitas siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis
b. Memotivasi
siswa untuk giat belajar membaca
3. Manfaat
bagi penulis
a. Menambah
pengetahuan tentang media yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Menulis
Dialog
a.
Pengertian
menulis
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa.
Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir
setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis
paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara
penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986:
15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan
ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide,
pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno
(2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan
simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat
dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton
dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan
kompleks.
The liang gie (2002:1) “ menulis
merupakan segenap rangkaian seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan
melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami”. Sebagai bagian
dari kegiatan berbahasa menulis berkaitan erat dengan aktivitas berfikir.
Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan kerja otak,
kesabaran pikiran, kehalusan perasaan kemauan yang keras. Menulis dan berfikir
merupakan dua kegiatan yang dilakukan bersama dan berulang-ulang. Dengan kata
lain tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui
kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pemikiranya. Melalui kegiatan
berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuanya dalam kegiatan menulis.
b. Cara menulis yang baik
Semi (2004:4) menjelaskan bahwa “untuk
menghasilkan tulisan yang baik penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan
dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian dan
keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi
mengisi. Kegagalan dalam suatu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam
menuangkan ide secara tertulis”. Mengemukakan pendapat secara tertulis
utidaklah mudah.
Mesri sareb putra (2008:26) “menulis
adalah suatu keterampilan, bukan bakat.
Kemahiran menulis dapat diperoleh melalui proses belajar yang terus menerus dan
tekun”. Kalau kita lihat rata-rata para penulis
hebat sudah mulai berlatih menulis sejak belia, lalu diteruskan ketika
remaja. Oleh karna itu sejak SD hendaknya seorang guru mampu menumbuhkan bakat
menulis maupun mengarang sejak dini.
Lamuddin Finoza (2007:2) menyatakan
“dalam kegiatan menulis kita harus lepas dalam bahasa”. Istilah menulis dan
mengarang merupakan dua hal yang dianggap sama pengertianya, oleh karena itu
kedua istilah tersebut penggunaanya dipandang bersinonim karena keduanya
dipandang saling saling menggantikan, sejalan dengan hal itu maka tulisan
sebagai hasil menulis berpadanan dengan karangan sebagai hasil mengarang.
c. Definisi dialog
Dialog
adalah komunikasi yang mendalam, memiliki tingkat dan kualitas yang tinggi
sekaligus mencakup kemampuan untuk mendengarkan serta saling berbagi pandangan.
Ini menurut kemampuan untuk secara bebas dan kreatif memahami isu-isu yang
peka, disamping kemampuan untuk saling menyimak secara seksama pendapat pihak
lain yang berbeda, serta menunda pendapat kita sendiri.
Berikut
merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seluruh peserta dialog:
1.
Memahami konsep mental model dan bersedia melihat
mental model anda.
2.
Bersedia mempraktekkan keterbukaan diri.
3.
Terbuka untuk menerima pandangan orang lain.
4.
Dapat menunda desakan hati untuk menilai orang lain.
5.
Mengerti peraturan dialog.
6.
Memahami inti permasalahan dan berorientasi pada
hasil.
7.
Bersedia untuk belajar dan berpartisipasi untuk
pengembangan diri.
8.
Memahami apa yang terjadi bahwa untuk itu sejalan
dengan misi.
9.
Memahami dan setuju dengan tujuan.
Selama Proses Dialog:
1.
Berikan perhatian penuh kepada setiap pembicara.
2.
Dengarkan secara aktif.
3.
Berbicara saat tiba giliran anda, pembicaraan tersebut
haruslah kontributif
4.
Lepaskan ego anda.
5.
Fahami pihak lain.
6.
Percaya pada proses.
7.
Berbicara dalam pernyataan "saya", yang mendemontrasikan
keyakinan dan perasaan kuat anda.
8.
Tahu perbedaan antara agenda anda sendiri dengan
agenda kelompok, bagaimana partisipasi anda dalam pelaksanaannya terhadap
seseorang atau orang lain.
Tata Cara dalam Berdialog:
1.
Tidak setiap rapat memerlukan pencapaian kesepakatan.
2.
Pertemuan akan memakan waktu lebih lama, tetapi kaya
materi (berbobot).
3.
Kita seyogyanya menampung pendapat lain yang terkait
dengan pokok masalah.
4.
Pandangan yang berlawanan sepatutnya diperhatikan.
5.
Sebaiknya kita tidak menyela pembicaraan, melainkan
lebih banyak mendengarkan.
6.
Secara perorangan kita tidak tahu apa yang paling
baik.
7.
Sebaiknya kita tidak mencemoohkan orang lain,
melainkan menyimak apa yang dimaksudkan orang tersebut.
8.
Sebaiknya kita menguji asumsi kita sendiri maupun asumsi
orang lain.
B.
Media Gambar
Berseri
a. Pengertian media gambar
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi
yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai
kehidupan sehari-hari misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda,
tempat, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (dalam Robertus
Angkowo dan A.Kosasih, 2007:26) media gambar adalah media yang mengkombinasikan
fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan
kata-kata dengan gambar-gambar.
Diantara media pendidikan yang ada, gambar/foto
adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang
dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa media
gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakan benda yang banyak dan umum
digunakan, mudah dimengerti dan dinikmati dalam proses pembelajaran, serta
dapat mengatasi kesulitan menampilkan benda aslinya di depan kelas.
b. Fungsi media gambar dalam
pembelajaran
Dalam Robertus Angkowo dan A.Kokasih (2007:27)
menyebutkan bahwa, dalam proses pembelajaran, ada dua unsur yang sangat penting
yakni metode dan media pembelajaran. Pemilihan metode tertentu akan
mempengaruhi jenis media yang sesuai dengan metode yang digunakan.
Secara umum fungsi fungsi media gambar dapat
diringkas sebagi berikut :
1.
Sebagai alat bantu pembelajaran.
2.
Dapat memperjelas pesan agar tidak
terlalu bersifat verbal.
3.
Memanfaatkan media secara tepat dan
bervariasi akan dapat mengurangi sifat sikap pasif siswa.
4.
Dapat membangkitkan keinginan dan minat
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
5.
Berguna untuk membangkitkan gairah
belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuan
siswa.
6.
Dapat meningkatkan pengetahuan,
memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibelitas dalam menyampaikan
pesan.
7.
Sebagai alat komunikasi, sebagai sarana
pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri.
Dari beberapa fungsi secara umum tersebut diatas,
maka dapat dirumuskan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi dalam
menyampaikan pesan (materi pembelajaran) yang lebih kongkrit pada siswa,
sehingga lebih mudah dipahami.
c.
Pengertian
Media Gambar Berseri
Media gambar berseri merupakan suatu media visual
dua dimensi yang berisi yakni urutan gambar, antara gambar yang satu dengan
gambar yang lain saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa yang
berurut. Media ini digunakan untuk merangsang daya pikir siswa agar mampu
menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Media gambar berseri dapat
menggambarkan bentuk atau peristiwa kepada siswa agar dalam pembelajaran tidak
hanya sekedar menghafal tetapi lebih kepada berfikir. Melalui media gambar
berseri seorang guru memberikan hal-hal yang abstrak kedalam bentuk gambar yang
lebih nyata.
d.
Contoh media gambar breseri
Petani Menanam Padi
e.
Proses
pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media gambar berseri
1. Guru
memperlihatkan salah satu gambar secara utuh yang terdiri dari kalimat SPO
(Subyek, Predikat dan Obyek) misalnya petani menanam padi.
2. Guru
memperlihatkan urutan gambar berseri yang terdiri dari gambar petani gambar
sedang menanam padi dan gambar padi.
3. Guru
menerangkan kembali kalimat sederhana dari media gambar tersebut.
4. Siswa
diberi kesempatan untuk mengamati keseluruhan gambar.
5. Guru
menjelaskan kata-kata yang mewakili gambar tersebut Subyek (S) dan Predikat(P)
atau Subyek(S), Predikat(P) dan Obyek(O)
6. Guru
menyuruh siswa untuk menulis kalimat sederhana disesuaikan dengan gambar
berseri yang ditempel dipapan tulis.
7. Guru
melaksanakan penilaian yang berupa tes tulis.
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Objek
Tindakan
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan penelitian PTK.
Model
pelaksanaan PTK ini dengan acuan model siklus PTK sebagai berikut:
·
Tahap 1:
perencanaan
(Menyusun RPP, Simulasi pembelajaran, Alat penilaian & Lembar Observasi)
·
Tahap 2:
pelaksanaan
(Melaksanakan Pembelajaran, Melakukan
Pengamatan)
·
Tahap 3:
refleksi
(Malakukan Penilaian hasil belajar, Melakukan
Penilaian Kinerja)
·
Tahap 4:
kesimpulan
(jika
siklus pertama tidak berhasil diteruskan ke siklus 2)
B.
Lokasi
dan Waktu
Lokasi
penelitian dilakukan di SDN Kawedanan 2 Magetan. Lokasi sekolah berada di Desa
Kawedanan, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan. Pemilihan lokasi ini
dikarenakan kurangnya guru yang menggunakan media pembelajaran sehingga kurang tertariknya
murid pada proses belajar mengajar.
Waktu
penelitian pembelajaran menulis dialog di kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan
dengan menggunakan media gambar berseri. Penelitian
dilaksanakan di SDN Kawedanan 2 Kec. Kawedanan, Kab. Magetan. Pembuatan rencana
tindakan berdasarkan refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada
tanggal 15 September sampai 28 september 2012, dikerjakan setiap hari Sabtu. Pelaksanaan tindakan
dikerjakan mulai pada tanggal 1 Nopember sampai 14 Nopember 2012. Jam pelajaran
2 pertemuan setiap minggu pada tiap hari Selasa dan Kamis
masing-masing 2 x 35 menit.
C.
Data
dan Sumber
Data
dan sumber data diambil dari rumusan masalah, berupa observasi, dukomen dalam
hal ini rpp, data lapangan yang berupa kondisi lapangan dan pelaksanaan proses
pembelajaran menulis dialog dengan menggunakan media gambar berseri.
Data dapat
diperoleh dari informan atau nara sumber, peristiwa atau proses pembelajaran menulis
dialog, tempat/lokasi yang berkaitan dg sasaran/permasalahan peneliti, dokumen,
data dari lapangan berupa seluruh
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalm pembel MMP dengan media gambar berseri.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
1. Observasi
Langsung
Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin.
Observasi dilakukan untuk mengamati siswa yang membaca lancar dan tidak saat
membaca permulaan.
2. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan
kemampuan membaca
E.
Instrumen
Bisa
dilakukan dengan menggunakan lembar check list atau tabel. Tiap-tiap butir yang
akan diukur terlebih dahulu ditentukan skornya. Misalkan :
a. Penggunaan
bahasa : 1,5 – 3
b. Penggunaan
tanda baca : 1,5 – 3
c. Kejelasan
: 1 – 2
d. Kejelasan
kalimat : 1 – 2
Maka nilai tertinggi yang akan dapat dicapai anak
adalah 10 dan nilai terendah adalah 5.
Untuk memudahkan guru dalam penilaian Menulis dialog,
bisa dibuat semacam form yang berbentuk kolom, seperti yang terlihat di bawah
ini :
Nama
Aspek
penilaian
|
Penggunaan
bahasa
|
Penggunaan
tanda baca
|
Kejelasan
|
Kejelasan
kalimat
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
|
F.
Teknik
analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah eksperimen Pra
test dan Post test, dengan membandingkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V
SDN Kawedanan 2 sebelum menggunakan media gambar berseri dan sesudah
menggunakan media gambar berseri.
Daftar
Pustaka
The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Jogjakarta: Andi
R; Masri Sareb Putra. 2008. Mulai dengan Mengelola Majalah Sekolah. Jakarta
: Indeks
Lamuddin Finoza. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
Diksi Insan Mulia.
Sadiman,
Arief S. 1989. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Wright,
Andrew. 1992. Pictures for Language
Learning. Glasgow: Cambridge University Press.
Robertus Angkowo dan A.Kosasih.
2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta
: Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar