Selamat Datang,, blog ini hanya ingin berbagi ilmu pengetahuan dan sharing bersama

Jumat, 18 Januari 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI BAGI SISWA KELAS V SDN KAWEDANAN 02 MAGETAN



“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI BAGI SISWA KELAS V SDN KAWEDANAN 02 MAGETAN







Disusun Oleh :
IYON PURNABAKTI
09141114
7C


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2012



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan. Nasution (1999:101) mengatakan “revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi serta pengetahuan sejak akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat-alat atau media untuk pendidikan”.
Dalam proses pembelajaran, komunikasi memegang peranan penting dalam berhubungan antara guru dan peserta didik. Usman (2002:1) mengatakan “keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya”. Salah satu masalah yang timbul dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran adalah masalah verbalisme, yaitu anak dapat menghafal dan mengucapkan kata-kata tetapi tidak dapat memahami maksud atau artinya. Karena guru dalam menyampaikan bahan pengajaran hanya menggunakan bahasa lisan atau tulisan tanpa disertai alat pendukung lebih konkrit untuk memperjelas materi pelajaran. Agar komunikasi antara guru dan peserta didik berlangsung baik serta informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, maka perlu menggunakan media.

Usman (2002:11) mengatakan “media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya”. Rudi Bretz (dalam Usman 2002:27) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Salah satu dari tiga unsur pokok tersebut yaitu media visual. Dengan media tersebut siswa akan lebih mudah mengingat penjelasan-penjelasan yang disertai dengan gambar. Arsyad (2007:17) mengatakan “lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar”.
Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan kegiatan melibatkan unsur jiwa dan raga. Djamarah (2002:118) mengatakan “belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan kuat baik dari dalam maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya”.
Patoni (2004:115) mengatakan “dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik berarti guru telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur psikologis dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka”, sedangkan Rasyid (1996:59) mengatakan “sikap jiwa siswa yang tenang dengan minat belajar besar sangat potensial sekali dibutuhkembangkan sebagai dasar materi kebahasaan dan sebagainya”.
Penggunaan media pembelajaran bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Akhirnya media pembelajaran memang pantas digunakan oleh guru, bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu kelancaran bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran menyebabkan guru mampu mengefektifitaskan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk media yang sering digunakan dalam pendidikan adalah media gambar.
Dari hasil observasi dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran menulis di atas, Banyak siswa kelas V SDN Kawedanan 01 Magetan yang mengalami kesulitan ketika siswa disuruh oleh gurunya untuk menulis dialog tanpa media hanya ada 30% siswa yang mampu menulis dialog dengan lancar yang mencapai nilai diatas KKM. Padahal dalam kegiatan sehari-hari tanpa mereka sadari mereka melakukan percakapan namun siswa masih merasa kesulitan dalam menulis dialog.
Dalam proses pembelajaran sebelumnya siswa ditunjuk untuk memmpraktekan sebuah dialog yang ada dibuku. Setelah dialog dipraktekan guru menyuruh siswa untuk membuat sebuah dialog, tetapi masih banyak siswa yang merasa bingung bagaimana cara membuat dialog, guru menjelaskan cara-cara menulis dialog, namun siswa masih banyak merasa bingung.
Penyebab rendahnya penguasaan menulis dialog tersebut diduga karena guru tidak menggunakan media sama sekali. Dengan tiadanya media pembelajaran siswa mengalami kesulitan untuk membuat sebuah dialog.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, Si peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menulis dialog dengan sebuah media gambar berseri siswa kelas V SDN Kawedanan 2 Magetan.

B.     Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain :
1.      Dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran sehinggga proses belajar menjadi tidak.
2.      Guru dalam mengajar cenderung menggunakan pembelajaran konvensional sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal.

C.    Pembatasan Masalah
Untuk mengatasi masalah supaya dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah Peningkatan Kemampuan Menulis Dialog Dengan Media Gambar Berseri Bagi Siswa Kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan.
.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka fokus masalah dapat dirumuskan :
1.      Apakah penggunaan media gambar berseri mampu meningkatkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan?
2.      Bagaimana penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan?

E.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, dalam penelitian ini  tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan kemampuan menulis dialog melalui media gambar berseri siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan.
2.      Untuk mengetahui penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan.

F.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.      Manfaat bagi guru
a.       Menambah wawasan guru tentang penggunaan media pembelajaran pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
b.      Menambah wawasan tentang media gambar berseri pada materi menulis dialog.
2.      Manfaat bagi siswa
a.       Menambah kreativitas siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis
b.      Memotivasi siswa untuk giat belajar membaca
3.      Manfaat bagi penulis
a.       Menambah pengetahuan tentang media yang tepat digunakan dalam pembelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Menulis Dialog
a.      Pengertian menulis
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
The liang gie (2002:1) “ menulis merupakan segenap rangkaian seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami”. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa menulis berkaitan erat dengan aktivitas berfikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan kemauan yang keras. Menulis dan berfikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pemikiranya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuanya dalam kegiatan menulis.

b.      Cara menulis yang baik
Semi (2004:4) menjelaskan bahwa “untuk menghasilkan tulisan yang baik penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi mengisi. Kegagalan dalam suatu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis”. Mengemukakan pendapat secara tertulis utidaklah mudah.
Mesri sareb putra (2008:26) “menulis adalah suatu  keterampilan, bukan bakat. Kemahiran menulis dapat diperoleh melalui proses belajar yang terus menerus dan tekun”. Kalau kita lihat rata-rata para penulis  hebat sudah mulai berlatih menulis sejak belia, lalu diteruskan ketika remaja. Oleh karna itu sejak SD hendaknya seorang guru mampu menumbuhkan bakat menulis maupun mengarang sejak dini.
Lamuddin Finoza (2007:2) menyatakan “dalam kegiatan menulis kita harus lepas dalam bahasa”. Istilah menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap sama pengertianya, oleh karena itu kedua istilah tersebut penggunaanya dipandang bersinonim karena keduanya dipandang saling saling menggantikan, sejalan dengan hal itu maka tulisan sebagai hasil menulis berpadanan dengan karangan sebagai hasil mengarang.

c.       Definisi dialog
Dialog adalah komunikasi yang mendalam, memiliki tingkat dan kualitas yang tinggi sekaligus mencakup kemampuan untuk mendengarkan serta saling berbagi pandangan. Ini menurut kemampuan untuk secara bebas dan kreatif memahami isu-isu yang peka, disamping kemampuan untuk saling menyimak secara seksama pendapat pihak lain yang berbeda, serta menunda pendapat kita sendiri.

Berikut merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seluruh peserta dialog:
1.      Memahami konsep mental model dan bersedia melihat mental model anda.
2.      Bersedia mempraktekkan keterbukaan diri.
3.      Terbuka untuk menerima pandangan orang lain.
4.      Dapat menunda desakan hati untuk menilai orang lain.
5.      Mengerti peraturan dialog.
6.      Memahami inti permasalahan dan berorientasi pada hasil.
7.      Bersedia untuk belajar dan berpartisipasi untuk pengembangan diri.
8.      Memahami apa yang terjadi bahwa untuk itu sejalan dengan misi.
9.      Memahami dan setuju dengan tujuan.
Selama Proses Dialog:
1.      Berikan perhatian penuh kepada setiap pembicara.
2.      Dengarkan secara aktif.
3.      Berbicara saat tiba giliran anda, pembicaraan tersebut haruslah kontributif
4.      Lepaskan ego anda.
5.      Fahami pihak lain.
6.      Percaya pada proses.
7.      Berbicara dalam pernyataan "saya", yang mendemontrasikan keyakinan dan perasaan kuat anda.
8.      Tahu perbedaan antara agenda anda sendiri dengan agenda kelompok, bagaimana partisipasi anda dalam pelaksanaannya terhadap seseorang atau orang lain.
Tata Cara dalam Berdialog:
1.      Tidak setiap rapat memerlukan pencapaian kesepakatan.
2.      Pertemuan akan memakan waktu lebih lama, tetapi kaya materi (berbobot).
3.      Kita seyogyanya menampung pendapat lain yang terkait dengan pokok masalah.
4.      Pandangan yang berlawanan sepatutnya diperhatikan.
5.      Sebaiknya kita tidak menyela pembicaraan, melainkan lebih banyak mendengarkan.
6.      Secara perorangan kita tidak tahu apa yang paling baik.
7.      Sebaiknya kita tidak mencemoohkan orang lain, melainkan menyimak apa yang dimaksudkan orang tersebut.
8.      Sebaiknya kita menguji asumsi kita sendiri maupun asumsi orang lain.
B.     Media Gambar Berseri
a.      Pengertian media gambar
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (dalam Robertus Angkowo dan A.Kosasih, 2007:26) media gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.
Diantara media pendidikan yang ada, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa media gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengerti dan dinikmati dalam proses pembelajaran, serta dapat mengatasi kesulitan menampilkan benda aslinya di depan kelas.

b.      Fungsi media gambar dalam pembelajaran
Dalam Robertus Angkowo dan A.Kokasih (2007:27) menyebutkan bahwa, dalam proses pembelajaran, ada dua unsur yang sangat penting yakni metode dan media pembelajaran. Pemilihan metode tertentu akan mempengaruhi jenis media yang sesuai dengan metode yang digunakan.
Secara umum fungsi fungsi media gambar dapat diringkas sebagi berikut :
1.      Sebagai alat bantu pembelajaran.
2.      Dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
3.      Memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi akan dapat mengurangi sifat sikap pasif siswa.
4.      Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
5.      Berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuan siswa.
6.      Dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibelitas dalam menyampaikan pesan.
7.      Sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri.
Dari beberapa fungsi secara umum tersebut diatas, maka dapat dirumuskan bahwa fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan (materi pembelajaran) yang lebih kongkrit pada siswa, sehingga lebih mudah dipahami.

c.       Pengertian Media Gambar Berseri
Media gambar berseri merupakan suatu media visual dua dimensi yang berisi yakni urutan gambar, antara gambar yang satu dengan gambar yang lain saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa yang berurut. Media ini digunakan untuk merangsang daya pikir siswa agar mampu menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Media gambar berseri dapat menggambarkan bentuk atau peristiwa kepada siswa agar dalam pembelajaran tidak hanya sekedar menghafal tetapi lebih kepada berfikir. Melalui media gambar berseri seorang guru memberikan hal-hal yang abstrak kedalam bentuk gambar yang lebih nyata.
d.     



Contoh media gambar breseri

           Petani                               Menanam                                 Padi

e.       Proses pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media gambar berseri
1.      Guru memperlihatkan salah satu gambar secara utuh yang terdiri dari kalimat SPO (Subyek, Predikat dan Obyek) misalnya petani menanam padi.
2.      Guru memperlihatkan urutan gambar berseri yang terdiri dari gambar petani gambar sedang menanam padi dan gambar padi.
3.      Guru menerangkan kembali kalimat sederhana dari media gambar tersebut.
4.      Siswa diberi kesempatan untuk mengamati keseluruhan gambar.
5.      Guru menjelaskan kata-kata yang mewakili gambar tersebut Subyek (S) dan Predikat(P) atau Subyek(S), Predikat(P) dan Obyek(O)
6.      Guru menyuruh siswa untuk menulis kalimat sederhana disesuaikan dengan gambar berseri yang ditempel dipapan tulis.
7.      Guru melaksanakan penilaian yang berupa tes tulis.

BAB III
 METODE PENELITIAN

A.    Objek Tindakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan penelitian PTK.
Model pelaksanaan PTK ini dengan acuan model siklus PTK sebagai berikut:
·         Tahap 1: perencanaan
(Menyusun RPP, Simulasi    pembelajaran, Alat penilaian & Lembar Observasi)
·         Tahap 2: pelaksanaan
(Melaksanakan Pembelajaran, Melakukan Pengamatan)
·         Tahap 3: refleksi
(Malakukan Penilaian hasil belajar, Melakukan Penilaian Kinerja)
·         Tahap 4: kesimpulan
(jika siklus pertama tidak berhasil diteruskan ke siklus 2)

B.     Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dilakukan di SDN Kawedanan 2 Magetan. Lokasi sekolah berada di Desa Kawedanan, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan. Pemilihan lokasi ini dikarenakan kurangnya guru yang menggunakan media pembelajaran sehingga kurang tertariknya murid pada proses belajar mengajar.
Waktu penelitian pembelajaran menulis dialog di kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan dengan menggunakan media gambar berseri. Penelitian dilaksanakan di SDN Kawedanan 2 Kec. Kawedanan, Kab. Magetan. Pembuatan rencana tindakan berdasarkan refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 15 September sampai 28 september 2012, dikerjakan setiap hari Sabtu. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai pada tanggal 1 Nopember sampai 14 Nopember 2012. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu pada tiap hari Selasa dan Kamis masing-masing 2 x 35 menit.

C.    Data dan Sumber
Data dan sumber data diambil dari rumusan masalah, berupa observasi, dukomen dalam hal ini rpp, data lapangan yang berupa kondisi lapangan dan pelaksanaan proses pembelajaran menulis dialog dengan menggunakan media gambar berseri.
Data dapat diperoleh dari informan atau nara sumber, peristiwa atau proses pembelajaran menulis dialog, tempat/lokasi yang berkaitan dg sasaran/permasalahan peneliti, dokumen, data dari lapangan  berupa seluruh aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalm pembel  MMP dengan media gambar berseri.
D.    Teknik Pengumpulan Data
1.      Observasi Langsung
Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi dilakukan untuk mengamati siswa yang membaca lancar dan tidak saat membaca permulaan.
2.       Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan membaca
E.     Instrumen
Bisa dilakukan dengan menggunakan lembar check list atau tabel. Tiap-tiap butir yang akan diukur terlebih dahulu ditentukan skornya. Misalkan :
a.       Penggunaan bahasa         : 1,5 – 3
b.      Penggunaan tanda baca  : 1,5 – 3
c.       Kejelasan                        : 1 – 2
d.      Kejelasan kalimat            : 1 – 2
Maka nilai tertinggi yang akan dapat dicapai anak adalah 10 dan nilai terendah adalah 5.
Untuk memudahkan guru dalam penilaian Menulis dialog, bisa dibuat semacam form yang berbentuk kolom, seperti yang terlihat di bawah ini :


                 Nama
Aspek penilaian
Penggunaan bahasa
Penggunaan tanda baca
Kejelasan
Kejelasan kalimat
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.






F.     Teknik analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah eksperimen Pra test dan Post test, dengan membandingkan kemampuan menulis dialog siswa kelas V SDN Kawedanan 2 sebelum menggunakan media gambar berseri dan sesudah menggunakan media gambar berseri.


Daftar Pustaka
The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Jogjakarta: Andi
R; Masri Sareb Putra. 2008. Mulai dengan Mengelola Majalah Sekolah. Jakarta : Indeks
Lamuddin Finoza. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia.

Sadiman, Arief  S. 1989. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Wright, Andrew. 1992. Pictures for Language Learning. Glasgow: Cambridge University Press.
Robertus Angkowo dan A.Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Grasindo.

Download Button

Tidak ada komentar:

Posting Komentar